Indah memang cara Allah menggenggamku agar kembali pada-Nya. Alih-alih membuka aib, Dia malah menegurku mesra. Memang aku saja yang selama ini buta. Tak peka dengan sengaja. Tak merasa karena kupikir percuma.
Month: December 2017
Salah sendiri kamu tak punya teman. Pergi sana habiskan waktumu sendirian. Kasihan. Menyedihkan.
Ceracau #18 Membiarkan Waktu Menyembuhkanmu
Ah, begini rupanya. Akibat lama tak bersiteru, akhirnya hari ini aku merasakan kembali apa itu rindu. Bukan. Ini bukan rindu seperti ingin bertemu dan berdua melulu. Ini adalah jenis rindu yang berbeda. Rindu yang sekedar ingin menyapa setelah badai menghantam kita berdua. – Aira memejamkan matanya. Ia tahu, hari ini ia membuat kesalahan besar dan … Continue reading Ceracau #18 Membiarkan Waktu Menyembuhkanmu
Ceracau #17 Akankah Mama Murka?
Bila saja hari ini aku tak mengucap apa-apa, akankah Mama murka? Aku rasa biar saja mereka sibuk berlomba mengungkapkan kasih sayangnya. Doakan saja aku agar doa-doakulah yang nanti akan senantiasa mengalir ketika Mama masih ada maupun tiada. Kalau mereka bilang ini sekedar bentuk menghargai jasa ibunya, aku rasa menghargai jasa Mama adalah sesederhana tidak menolak … Continue reading Ceracau #17 Akankah Mama Murka?
Ceracau #16 Salah Langkah
Aira merebahkan tubuhnya. Sembari melihat langit-langit kamarnya yang hanya dihiasi lampu kecil 5 watt, pikirannya melayang ke pertanyaan teman-teman soal bagaimana kriteria laki-laki idaman bagi Aira. Ah, aku memang tak punya, batinnya. Kata teman-teman tadi siang saat di kantin, ia adalah wanita yang aneh. Ia bisa menyukai siapa saja. Seperti tak berprinsip. Seperti asal nyaman … Continue reading Ceracau #16 Salah Langkah
Ceracau #15 Sampai Kapan?
Untuk kamu yang mengisi hari-hariku dengan bahagia, hari ini utamanya. Pertama-tama, biarlah aku berterima kasih terlebih dahulu atas apa yang sudah terjadi hari ini. Sungguh, terkadang kamu memang tidak terduga. Suatu ketika kamu menyebalkan luar biasa. Tapi di saat yang lain kamu bisa memberikan sepenuh waktu dan pikiranmu untukku. Dan untuk semua hal-hal yang tidak … Continue reading Ceracau #15 Sampai Kapan?
Kaum Tersembunyi #1 Kepada Mereka yang Dianggap Tiada
Orang-orang itu sempat berpikir tidak ya? Bahwa ketika mereka menggerutu karena kemacetan yang disebabkan oleh banjir, dibaliknya ada orang-orang yang sekuat tenaga bekerja di pintu air. Atau mereka turun ke sungai. Entah mengeruk apa. Yang jelas sebelumnya mereka sudah pamit pergi. Sedangkan keluarga di rumah was-was tiada henti. Takut Sang Ayah terbawa arus kali. Kemudian … Continue reading Kaum Tersembunyi #1 Kepada Mereka yang Dianggap Tiada
Ceracau #14 Tiang yang Salah
Ketika hatimu terlalu berharap kepada seseorang maka Allah timpakan ke atas kamu pedihnya sebuah pengharapan, supaya kamu mengetahui bahwa Allah sangat mencemburui hati yang berharap selain Dia. Maka Allah menghalangimu dari perkara tersebut agar kamu kembali berharap kepada-Nya. – Imam Syafi'i Mungkin cuma aku Yang begitu Yang mau Tapi tak tahu Apa yang ingin … Continue reading Ceracau #14 Tiang yang Salah
Ceracau #13 Aku Tidak Mudah Jatuh Hati
Biar saja kalau mereka bilang bahwa mereka sedang diujung jurang antara menemukan cinta sejati dan indahnya kasmaran. Bukankah kita sama-sama tahu bahwa keduanya menyenangkan. Biar saja kalau mereka menyebutnya jatuh cinta. Kita berdua lebih menyukai jatuh hati sebagai frasa yang lebih bermakna. Biar saja mereka bermain-main dengan dunia kecil miliknya saat temu tak bisa mereka … Continue reading Ceracau #13 Aku Tidak Mudah Jatuh Hati
Ceracau #12 Maafkan Temanmu
Aku tidak pernah punya teman abadi Karena itu aku pun sulit mencintai diriku sendiri Apalagi mencoba mengerti segala pikirmu Sungguh bukan berarti aku takut jemu Hanya saja tak bermaksud ingin tahu Sebab aku tahu Setiap orang butuh waktu Untuk menyendu Dan diam tanpa mau diganggu Aku cuma mau meminta maaf Atas segala tindakanku bila itu … Continue reading Ceracau #12 Maafkan Temanmu